Selasa, 09 Juli 2013

Kisahku Mencapai Impian

Artikel ini mulai dibuat tepat 20 Jam 58 Menit sebelum terbitnya pengumuman SBMPTN.
maksud artikel ini dibuat adalah untuk menuntaskan nadzar saya sebagai penulis yaitu memotivasi dan berbagi pengalaman tentang perjuangan dalam menghadapi SBMPTN ini.



Sebagai perkenalan , kenalkan nama saya Dery Kurniawan saya berasal dari SMAN 1 Cilegon. sebuah sekolah di kota kecil di ujung barat pulau jawa. Saya memiliki impian, harapan, cita-cita dan keinginan untuk berkuliah di kampus Institut Teknologi Bandung. Sebuah kampus dimana disana berisi orang-orang besar dan hebat.

Di sekolah saya, ketika mendengar seorang siswa menginginkan untuk kuliah di ITB akan terdengar aneh. Mengapa ? ya karena memang sangat sulit untuk kami masuk kesana. bahkan hanya ada satu orang saja yang lulus di SNMPTN tahun saya itupun karena memang dia memiliki prestasi internasional.
Untukku yang hanya seorang siswa biasa mungkin memang aneh untuk bisa masuk kesana.
Namun layaknya gawang yang selalu memiliki kiper tetapi pemain lawan masih tetap bisa mencetak gol kedalamnya , itu berarti sesulit apapun dalam meraih impian disana selalu masih ada jalan jika dilaksanakan dengan kerja keras.
Yaaa , apa salahnya menaruh mimpi di bintang ??
Meski gagal bukankah setidaknya kita masih bisa terjatuh di bulan ??

Berbagi pengalaman dalam persiapan menghadapi SBMPTN
, satu-satunya pintu yang masih terbuka yang  bisa membawa saya ke impian saya. Anggaplah cerita dimulai ketika satu minggu setelah Ujian Nasional digelar. mengapa ? karena memang disanalah saya mulai melakukan intensif belajar di tempat les saya.
Sebagai keterangan, rumah saya berada di Ujung Barat Cilegon (Suralaya) dan tempat les saya berada di Ujung Timur Cilegon (PCI) yang kira-kira berjarak 25-30 km.

4 Minggu sebulan dan 7 hari seminggu saya layaknya orang kantoran mulai berangkat dari rumah jam 7 Pagi dan baru sampai rumah lagi jam 5 sore. Selama 56 Hari saya terus melakukan hal tersebut, bahkan jika jarak yang saya tempuh itu ditotal saya telah melakukan perjalanan sejauh (3136 km) selama itu 3 kali jarak jalan yang dibangun daendels. Apakah lelah ? Tentu saja, tapi saya percaya tak ada yang sia-sia didalamnya.

Entahlah harus berkata apa , Matematika Fisika Kimia Biologi dan 2 Bahasa menjadi makanan sehari-hari. 7 kali TO SBMPTN dan 4 kali TO SIMAK UI menjadi cemilan tiap minggu.
Rumus-rumus yang sudah pernah ditelan selama 3 tahun di SMA kini dipaksakan dalam waktu kurang dari 2 bulan. Layaknya matahari dan bulan bergantian menerangi bumi , bab demi bab datang silih berganti dan memaksa untuk bisa dicerna tanpa bisa dicegah.
Kata orang ini gila, namun apa salahnya untuk dicoba !?

Hal ini diperparah ketika orang lain berteriak dengan gembira merayakan kemenangannya dalam SNMPTN. Sementara pada saat itu saya masih harus berjuang untuk meraih apa yang saya impikan selama ini.
Cemburu ? Pasti !! Mereka yang telah berkeliaran di dunia maya maupun nyata berbicara tentang bagaimana cara mereka daftar ulang , kapan datang ke kampus , berbicara tentang apa yang akan mereka kerjakan disana membuat semuanya semakin terasa sulit.
Motivasi melemah membayangkan betapa bahagianya mereka yang sudah mendapatkan impiannya sementara saya disini tetap menunggu kapan saatnya tiba giliran saya.

Sempat terbesit di pikiran...
Apakah saya harus menyerah dalam semua hal ini ? Apakah saya tak mampu meraih apa yang saya impikan ? Beruntung, akal pikiran sehat membantu saya untuk bangkit dan melupakan apa itu yang namanya SNMPTN dan kembali meraut hasrat untuk meraih apa yang telah diperjuangkan selama ini.
Saya mencoba untuk kembali bangkit dan melanjutkan perjuangan meraih apa yang saya impikan.
Dan hasilnya......

Mungkin ketika saya menyerah waktu itu tak akan tertulis artikel ini tak akan ada Dery Kurniawan sebagai mahasiswa ITB . Ya, buat apa menyerah ketika disana masih ada jalan ? Buat apa bersedih ketika ada alasan untuk tetap tegar dan bahagia ?
Bahkan ilmuwan sekelas T.A Edison pun perlu 1000 percobaan gagal untuk menemukan bohlam.
Seperti yang dikatakan Michael Jordan, " I've missed 9000 Shots and lost more than 300 Games in my career. 26 Times i've trusted to take the game with the winning shot, and missed. I've failed over and over again but it's why i'm SUCEED (saya melewatkan 9000 tembakan dan kalah lebih dari 300 pertandingan dalam karir saya. 26 kali saya dipercaya untuk memenangkan pertandingan dengan melakukan tembakan kemenangan tapi saya gagal. saya gagal dan kembali gagal namun hal itulah alasan mengapa saya sukses) ".

Dan sekarang saya yang tak bisa masuk ke SMA idaman saya waktu itu, dan juga bukan orang terpintar di SMA saya saat ini, bahkan sampai tamat SMA saya tak pernah merasakan apa itu peringkat satu. Tapi semua hal itu bukan halangan bagi saya untuk meraih impian dan cita-cita, kini saya berada disini berada di tempat yang saya impikan yang dianggap teman sangat sulit untuk saya mendapatkannya, kini saya berada di Institut Teknologi Bandung sebagai mahasiswa. Bangga ? itu pasti !! Karena apa yang saya dapat ini merupakan cerminan dari kerja keras saya dan bantuan Allah. Ini juga merupakan perpaduan keringat, semangat, sedih, tangis, harapan dan impian saya yang selalu menemani dalam perjuangan meraihnya.

Inilah "The Power Of Dream" , ketika seorang mempercayai dia bisa maka dia telah meletakan salah satu kakinya di tempat yang bernama "Keberhasilan".
Jangan pernah berhenti bermimpi , kejarlah terus apa yang kamu inginkan.
Tak ada yang mustahil dengan bantuan ALLAH SWT.
Mulailah dengan Bismillah dan akhirilah dengan Alhamdulillah.
Buktikan kepada mereka yang mencibirmu dan katakan , "LIHAT SAYA BISA MENDAPATKAN APA YANG SAYA IMPIKAN" .

"Some people want it to happen, some wish it would happen, and others make it happen."
Jadi bagian mana yang merupakan diri kalian ? Menginginkan ? Mengharapkan ? Atau MEWUJUDKAN !?

Sekian.

(Jika artikel ini terbit maka saya sudah diterima di kampus yang saya impikan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar